Posts

Showing posts from December, 2018

◇ Adab membaca Al-Qur'an ◇

Image
◇ Tuluskan niat untuk ibadah yang sangat mulia ini. Membaca Al-Qur’an sebaiknya dalam keadaan sudah berwudhu, suci pakaiannya, badannya dan tempatnya, serta telah menggosok gigi. ◇ Pilihlah tempat yang tenang dan waktunya sesuai agar anda dapat memusatkan pikiran dan jiwa lebih tenang. ◇ Mulailah tilawah dengan ta`awwudz, kemudian basmalah pada setiap awal surah selain surah At-Taubah. Allah berfirman,“Apabila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka memohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.” (An-Nahl: 98). ◇ Perhatikan hukum-hukum tajwid dan bunyikan huruf sesuai dengan makhrajnya serta membacanya dengan tartil (perlahan-lahan). Allah berfirman yang artinya, “Dan Bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil.” (Al-Muzzammil: 4). ◇ Panjangkan bacaan dan perindah suara. Anas bin Malik pernah ditanya, bagaimana bacaan Nabi (terhadap Al-Qur’an)? Anas menjawab, “Bacaannya panjang (mad), kemudian Nabi membaca, “Bismillahir-rahmanirrahim” sambil memanjangkan bismillahi...

◇ Adab di dalam masjid ◇

Image
◇ Perhatikan kebersihan dan kesucian diri dan pakaian anda dan berdo’alah. Rasulullah Saw bila keluar rumah menuju masjid beliau berdo’a, “Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, dan cahaya pada lisanku, dan jadikanlah cahaya pada pendengaranku dan cahaya pada penglihatanku, dan jadikanlah cahaya (di bagian) belakangku, dan cahaya (di bagian) depanku, dan jadikanlah cahaya (di bagian) atasku dan cahaya di bawahku. Ya Allah, anugerahilah aku cahaya.” (Muttafaq ’alaih dan Ibn Abbas z) ◇ Menujulah masjid dengan tenang dan khidmat. Rasulullah Saw telah bersabda, “Apabila shalat telah diiqamatkan, maka janganlah kamu datang menujunya dengan berlari, tetapi datanglah kepadanya dengan berjalan dan memperhatikan ketenangan. Maka ikutilah bagian shalat yang kamu dapati dan sempurnakanlah yang tertinggal.” (Muttafaq ’alaih). ◇ Di saat masuk masjid, dahulukanlah kaki kanan, kemudian bershalawat kepada Nabi lalu ucapkanlah “Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu.” ◇ B...

◇ Adab dalam bergaul ◇

Image
◇ Perhatikan perasaan orang lain dan hormatilah, jangan menghina atau memandang mereka cacat, mencela dan memanggil dengan julukan jelek. (al-Hujurat:11). ◇ Jagalah dan perhatikan kondisi orang, mengenali karakter dan akhlaq mereka, lalu bergaul dengan mereka, masing-masing dengan sepantasnya dan ahlaq sebaik-baiknya. (Al-Bukhari: 6035, Ahmad: 6468, Tirmidzi: 1975, 3421, Muslim: 771) ◇ Tempatkan orang lain pada kedudukannya dan masing-masing beri haknya dan hargailah. ◇ Perhatikan, kenalilah keadaan dan kondisi mereka, dan menanyakan keadaan mereka dan jagalah rahasianya. (Tirmidzi: 1959, Abu Dawud: 4868, Ahmad: 14820, Bukhari: 6289, Muslim: 2482). ◇ Tawadhu’lah kepada orang lain dan tidak merasa lebih tinggi atau takabbur dan bersikap angkuh terhadap mereka. (Muslim: 2865, Abu Dawud: 4895, Ahmad: 8782, Tirmidzi: 2029, Malik 1885, Ad Darimi: 1676, Ibn Majah: 4179.) ◇ Tersenyumlah ketika bertemu orang lain dengan bermuka manis dan lapang dada. (Tirmidzi: 1964, 3551, Abu Da...

◇ Adab dalam bercanda ◇

Image
◇ Berhati-hatilah, hendaknya materi bercanda jangan mengandung nama Allah, ayat-ayat-Nya, sunnah rasul-Nya atau syi`ar-syi`ar Islam. Allah berfirman tentang orang-orang yang memperolok-olokkan shahabat Nabi,  yang ahli baca Al-Qur`an yang artinya: “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan), tentulah mereka menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (At-Taubah: 65-66). ◇ Jangan sampai percandaan itu mengandung dusta maupun mengada-ada cerita-cerita khayalan supaya orang lain tertawa. Rasulullah Saw bersabda, “Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta supaya dengannya orang banyak jadi tertawa. Celakalah baginya dan celakalah.” (HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh Al-Albani) ◇ Percandaan jangan sekali-kali mengandung unsur menyakiti perasaan seseor...

◇ Adab beda berpendapat ◇

Image
◇ Tenanglah dengan niat yang ikhlas dan mencari yang haq serta melepaskan diri dari nafsu di saat berbeda pendapat. Juga menghindari sikap over akting, membela diri, dan emosional. ◇ Kembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitab Al-Qur’an dan Sunnah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Kitab) dan Rasul.” (An-Nisa: 59). ◇ Berbaik sangka kepada orang yang berbeda pendapat dan tidak menuduh buruk niatnya serta tidak mencela dan menganggapnya cacat. ◇ Janganlah memperuncing perselisihan, tafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepadanya dengan tafsiran yang baik. ◇ Janganlah mudah menyalahkan orang lain, kecuali sesudah diteliti secara mendalam dan dipikirkan secara matang. ◇ Berlapangdadalah di dalam menerima kritikan yang ditujukan kepada anda atau catatan-catatan yang dialamatkan kepada anda. ◇ Hindarilah permasalahan-permasalahan khilafiyah dan f...

◇ Adab berbicara ◇

Image
◇ Fikirlah dahulu sebelum berbicara. Bicaralah selalu di dalam hal kebaikan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya, Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.،" (An-Nisa: 114) ◇ Bicaralah dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu rendah, ungkapan-nya jelas, dapat dipahami oleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan. ◇ Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna. Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam menyatakan ، "Termasuk baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.،" (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Maka bicaralah hanya secukupnya. ◇ Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu dengar. Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Cukuplah menja-di suatu dosa bagi seseorang apabil...

◇ Adab dalam majelis ◇

Image
◇ Berilah izin salam atau mintalah izin kepada orang-orang yang di dalam majlis ketika masuk dan keluar dari majlis tersebut. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian sampai di suatu majlis, maka hendaklah memberi salam, lalu jika dilihat layak baginya duduk, maka hendaklah ia duduk. Kemudian jika bangkit (akan keluar) dari majlis hendaklah memberi salam pula. Bukanlah salam yang pertama lebih utama daripada yang kedua.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, dinilai shahih oleh Al-Albani). ◇ Duduklah di tempat yang masih tersisa. Jabir bin Samurah radhiallahu ‘anhu menuturkan, “Apabila kami datang kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam, maka masing-masing dari kami duduk di tempat yang masih tersedia di majlis.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani). ◇ Jangan menyuruh orang lain untuk pindah dari tempat duduknya kemudian anda mendudukinya, akan tetapi berlapang-lapanglah di dalam majlis. Nabi shollallahu ‘alaihi wa ...

◇ Adab meminta izin ◇

Image
◇ Tiga waktu yang kurang tepat untuk minta izin: Sebelum shalat Shubuh, saat Dzuhur, dan setelah Isya’ (Annur: 58). Maka orang yang akan meminta izin hendaklah memilih waktu yang tepat untuk minta izin. ◇ Sambil mengucapkan salam, hendaknya orang yang akan minta izin mengetuk pintu rumah orang yang akan dikunjunginya secara pelan. Anas radhiallahu ‘anhu meriwayatkan bahwasanya ia telah berkata, “Sesungguhnya pintu-pintu kediaman Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam diketuk (oleh para tamunya) dengan ujung kuku.” (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad dan dishahihkan oleh Al-Albani). ◇ Hendaknya orang yang mengetuk pintu tidak menghadap ke pintu yang diketuk, tetapi sebaiknya menolehkan pandangannya ke kanan atau ke kiri agar pandangan tidak tertuju kepada sesuatu di dalam rumah tersebut yang mana penghuninya tidak ingin ada orang lain melihatnya, karena dianjurkannya minta izin itu sebenarnya dianjurkan untuk menjaga pandangan. ◇ Sebelum minta izin hendaknya memberi salam te...

◇ Adab memberi salam ◇

Image
◇ Ucapan salam adalah, “Assalamu ‘alaikum …”. Makruh memberi salam dengan ucapan, “Alaikumus salam” karena di dalam hadits Jabirradhiallahu ‘anhu diriwayatkan bahwasanya ia menuturkan, “Aku pernah menjumpai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku berkata, “Alaikas salam ya Rasulallah.” Nabi menjawab, “Jangan kamu mengatakan, “Alaikas salam”. Di dalam riwayat Abu Daud disebutkan, “Karena sesungguhnya ucapan “alaikas salam” itu adalah salam untuk orang-orang yang telah mati.” (HR. Abu Daud dan At-Turmudzi, dishahihkan oleh Al-Albani). ◇ Mengucapkan salam tiga kali jika khalayak banyak jumlahnya. Di dalam hadits Anas radhiallahu ‘anhu disebutkan bahwa “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila ia mengucapkan suatu kalimat, ia mengulanginya tiga kali. Dan apabila ia datang kepada suatu kaum, ia memberi salam kepada mereka tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No.95). ◇ Termasuk sunnah adalah orang yang mengendarai kendaraan mengucapkan salam kepada orang yang berjalan kaki, dan or...

◇ Adab di jalan ◇

Image
◇ Berjalanlah dengan tenang, tidak cepat maupun lambat. Berjalanlah dengan sikap wajar dan tawadhu, tidak berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau memalingkan wajah dari orang lain karena takabbur. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman: 18) ◇ Pelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Katakanlah kepada laki-laki beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangan-nya, dan memelihara kemaluannya....” (An-Nur: 30-31) ◇ Jangan mengganggu, memb...

◇ Adab berpakaian dan berhias ◇

Image
◇ Pakailah pakaiaan yang suci, jangan memakai pakaian yang najis. (Al-Mudatsir: 4) Disunnatkan memakai pakaian baru, bagus dan bersih. Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda kepada salah seorang sahabatnya ketika beliau melihatnya mengenakan pakaian jelek, “Apabila Allah mengaruniakan kepadamu harta, maka tampakkanlah bekas nikmat dan kemurahan-Nya itu pada dirimu.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani). ◇ Pakaian harus menutup aurat, yaitu longgar tidak membentuk lekuk tubuh dan tebal tidak memperlihat-kan apa yang ada di baliknya. ◇ Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya, berdasarkan hadits yang bersumber dari Ibnu Abbasz, ia menuturkan: “Rasulullah melaknat (mengutuk) kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Al-Bukhari). Tasyabbuh atau penyerupaan itu bisa dalam bentuk pakaian ataupun lainnya. ◇ Pakaian tidak merupakan pakaian show (untuk ketenaran), karena Rasulul...

◇ Adab membuang hajat ◇

Image
◇ Jangan menunda-nunda, segeralah membuang hajat. Apabila seseorang merasa akan buang air, maka hendaknya bersegera melakukannya, karena hal tersebut berguna bagi agamanya dan bagi kesehatan jasmaninya. ◇ Menjauhlah dari pandangan manusia di saat buang air (hajat). Berdasarkan hadits yang bersumber dari Al-Mughirah bin Syu`bah radhiallahu ‘anhu disebutkan, “Bahwasanya Nabi Shollallahu ‘alahi wa sallam apabila pergi untuk buang air (hajat), maka beliau menjauh.” (Diriwayatkan oleh empat Imam dan dinilai shahih oleh Al-Albani). ◇ Hindarilah tiga tempat terlarang, yaitu aliran air, jalan-jalan manusia dan tempat berteduh mereka. Sebab ada hadits dari Mu`adradhiallahu ‘anhu bin Jabalradhiallahu ‘anhu yang menyatakan demikian. ◇ Jangan mengangkat pakaian sehingga sudah dekat ke tanah, yang demikian itu supaya aurat tidak kelihatan. Di dalam hadits yang bersumber dari Anasradhiallahu ‘anhu, ia menuturkan, “Biasanya apabila Nabi Shollallahu ‘alahi wa sallam hendak membuang hajatnya ...

◇ Adab Tidur dan Bangun ◇

Image
◇ Muhasabah; Hendaklah menghitung-hitung sesaat sebelum tidur, mengoreksi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Ini sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya itu baik, maka hendaknya memuji Allah Subhanahu wa ta’ala, jangan memuji diri sendiri, dan jika sebaliknya, maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya. ◇ Tidurlah seawal mungkin, jangan larut malam, berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah radhiallahu ‘anha “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam, lalu beliau melakukan shalat.” (Muttafaq `alaih) ◇ Berwudhulah sebelum tidur dan berbaring miring ke sebelah kanan. Sahabat Rosulullah, Al-Bara’ bin `Azibz menuturkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kamu akan tidur, maka berwudhu’lah sebagaimana wudhu’ untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan...” Dan tidak mengapa berbalik ke...