◇ Adab dalam bercanda ◇






◇ Berhati-hatilah, hendaknya materi bercanda jangan mengandung nama Allah, ayat-ayat-Nya, sunnah rasul-Nya atau syi`ar-syi`ar Islam. Allah berfirman tentang orang-orang yang memperolok-olokkan shahabat Nabi,  yang ahli baca Al-Qur`an yang artinya:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan), tentulah mereka menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (At-Taubah: 65-66).

◇ Jangan sampai percandaan itu mengandung dusta maupun mengada-ada cerita-cerita khayalan supaya orang lain tertawa.
Rasulullah Saw bersabda, “Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta supaya dengannya orang banyak jadi tertawa. Celakalah baginya dan celakalah.” (HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh Al-Albani)

◇ Percandaan jangan sekali-kali mengandung unsur menyakiti perasaan seseorang.
Rasulullah bersabda, “Janganlah seseorang di antara kamu mengambil barang temannya apakah itu hanya canda atau sungguh-sungguh; dan jika ia telah mengambil tongkat temannya, maka ia harus mengembalikannya kepadanya.” (HR. Ahmad dan Abu Daud; dinilai hasan oleh Al-Albani).

◇ Jangan bercanda terhadap orang yang lebih tua atau terhadap orang yang tidak bisa bercanda atau tidak dapat menerimanya, atau terhadap perempuan yang bukan mahram.

◇ Janganlah memperbanyak canda sehingga menjadi tabiatmu, maka menjatuhkan wibawa yang mengakibatkan mudah dipermainkan oleh orang lain.

Comments

Popular posts from this blog

◇ Adab di dalam masjid ◇

◇ Adab beda berpendapat ◇

◇ Adab dalam majelis ◇